Divisi88news.com, Makassar - Pendiri organisasi Corong Rakyat Indonesia (CORAKINDO) angkat suara terkait insiden yang menimpa salah seorang jurnalis CNN Indonesia saat bertugas meliput Presiden Prabowo Subianto. Peristiwa itu dinilai sebagai bentuk pembungkaman kebebasan pers yang mencederai prinsip demokrasi.
Hal itu diungkapkan oleh pendiri sekaligus motor penggerak CORAKINDO, Awaluddin Anwar dalam keterangan tertulisnya kepada Divisi88news.com pada Senin (29/09/2025) sore.
Insiden tersebut bermula saat Jurnalis tersebut hanya melontarkan pertanyaan seputar program Makan Bergizi Gratis (MBG), namun secara mengejutkan kartu persnya langsung dicabut oleh Biro Pers Kepresidenan.
“Ini sangat miris. Kami dari CORAKINDO mengecam keras perlakuan tersebut. Apakah demokrasi dan suara keadilan di Indonesia pelan-pelan akan diberangus? Jurnalis dan rakyat seolah tidak lagi diberi ruang untuk menyampaikan pendapat. Padahal pertanyaan itu demi kepentingan publik. Menganggap itu tidak sopan lalu mencabut kartu pers adalah tindakan konyol dan di luar nalar,” tegas Awaluddin Anwar.
Ia juga mengatakan, CORAKINDO akan terus mengawal serta mengkritisi segala kebijakan dan program dari Pemerintah mulai dari tingkat Pusat sampai ke level Desa.
"Tidak ada kata lelah dalam memperjuangkan suatu keadilan dan jalan kebenaran," ujar salah seorang aktivis dan motor penggerak CORAKINDO, Awaluddin Anwar dengan suara lantang.
CORAKINDO menilai langkah Biro Pers Kepresidenan merupakan bentuk kemunduran dalam iklim kebebasan pers yang selama ini dijamin undang-undang.
“Kami mendesak Presiden Prabowo segera mengevaluasi staf Biro Pers Kepresidenan dan memberikan teguran keras. Jurnalis tidak boleh dihalangi atau dibungkam dalam menjalankan tugasnya. Pers adalah pilar keempat demokrasi, bukan musuh negara,” sambung Awaluddin.
Menurut CORAKINDO, kebebasan pers adalah roh demokrasi. Tanpa pers yang independen, rakyat kehilangan hak atas informasi yang jujur dan transparan.
Ia juga menegaskan, KEBENARAN seharusnya hal yang biasa. Tapi di zaman di mana KEBOHONGAN dikemas sebagai FAKTA, dan OPINI DIJUAL sebagai KEBENARAN, berkata JUJUR bisa terasa seperti MELAWAN ARUS, bahkan melawan SISTEM itu sendiri.
"Di media, di politik, di ruang-ruang publik kita sering dibuat bingung. Mana yang fakta, mana yang framing ??? Mana kritik, mana fitnah ??? Mana suara jujur, mana yang sekadar settingan???" bebernya Awaluddin Anwar.
CORAKINDO juga mengingatkan, Ketika KEBOHONGAN menjadi NORMA, maka berkata JUJUR bisa dianggap ANCAMAN.
SUARA RAKYAT TAK LAYAK DIBUNGKAM...!!!
(Red)