Notification

×

Iklan

Iklan

 


Indeks Berita

Dinilai Pemborosan, BOM Kepton Minta Gubernur Sultra Hentikan Program Udang Vaname Bupati Wakatobi

Minggu, 13 April 2025 | April 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-13T14:56:41Z
Ketua Bidang Perikanan dan Kelautan LSM BOM Kepton, Salam Deroki (kiri).


Divisi88news.com, Wakatobi - Ketua Bidang Perikanan dan Kelautan LSM Barisan Orator Masyarakat Kepulauan Buton (BOM Kepton) Salam Deroki meminta kepada Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, SE., MM, untuk segera menghentikan Program Udang Vaname Bupati Wakatobi H. Haliana, SE, Minggu (13/04/2025).


Ia menilai, program udang vaname tersebut telah menelan anggaran miliaran rupiah, sehingga hal ini memicu sorotan dari berbagai kalangan di Wakatobi.


Salam Deroki menjelaskan, dalam proses berjalannya Program Udang Vaname di Kabupaten Wakatobi sejak tahun 2022 sampai tahun 2025 saat ini telah menelan anggaran daerah kurang lebih senilai 5 miliar rupiah melalui dinas perikanan Wakatobi.


Namun hingga saat ini, Program Udang Vaname tersebut dinilai tidak memiliki dampak ekonomi secara positif kepada Masyarakat, malah hanya mendatangkan kerugian untuk daerah dan masyarakat Wakatobi. 


Menurutnya, Program Udang Vaname di Wakatobi tidak selaras dengan potensi sumber daya alam Wakatobi yang mana sektor unggulannya adalah sektor Pariwisata, Perikanan dan Pertanian.


"Kalau Bupati Wakatobi mau coba bangun usaha Program Udang Vaname gunakan saja uang pribadinya, jangan menggunakan uang rakyat di Dinas Perikanan Wakatobi. Seharusnya anggaran dari dinas Perikanan Wakatobi itu bisa digunakan untuk Pembelanjaan Bantuan Mesin dan Perahu untuk kepentingan Masyarakat Nelayan Wakatobi," ujarnya. 


Ketua Bidang Perikanan dan Kelautan LSM BOM Kepton juga menilai, terkait Program udang Vaname di Kabupaten Wakatobi sudah seharusnya ada campur tangan Pemerintah Provinsi Sultra untuk dihentikan.


"Sebab kalau dibiarkan dilanjutkan terus oleh Pemda Wakatobi, kasihan masyarakat Nelayan Wakatobi itu yang rugi, karena jika anggaran kurang lebih 5 miliar dari Dinas Perikanan Wakatobi yang sebelumnya sudah dibuatkan mengenai program budi daya Udang Vaname," ulasnya.


Jika sebelumnya kata Salam Deroki, anggaran 5 Miliar Rupiah  dibelanjakan untuk mesin dan perahu dari dinas perikanan Wakatobi, maka dipastikan sudah akan ada banyak ratusan bahkan ribuan Rakyat Nelayan yang akan mendapatkan fasilitas untuk menjadi penunjang Peningkatan perekonomian masyarakat Wakatobi.


"Kalau tidak menguntungkan secara ekonomi kepada masyarakat dan tidak berdampak pada pembukaan lapangan kerja, saya kira program ini tidak perlu dilanjutkan," tegasnya.


Menurut Salam Deroki, budidaya udang Vaname dalam skala besar di Wakatobi juga berdampak terhadap lingkungan akibat limbah cair yang dihasilkan.


"Oleh karena itu sebagai putera daerah Wakatobi yang peka dengan kondisi sosial, saya berharap Kepada Gubernur Sulawesi Tenggara, anggaran program mengenai Udang Vaname di Wakatobi untuk di tahun 2025 dan di tahun 2026 tolong diinstruksikan kepada Bupati Wakatobi untuk dialihkan ke pemberdayaan nelayan tangkap, serta nelayan rumpong sesuai dengan kebutuhan masyarakat nelayan Wakatobi," imbuhnya.


"Membiarkan kesewenang-wenangan kerja kepala daerah sama saja ikut serta dalam menindas masyarakat," sambungnya.


Tuntutan ini lanjut Salam Deroki, tidak lain semata-mata adalah demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Wakatobi, dan sudah sesuai dengan arahan Gubernur Sulawesi Tenggara Mayjend (Purn) Andi Sumangerukka (ASR).


Usai dilantik beberapa waktu lalu, Gubernur Sultra telah menyampaikan ajakan kepada para kepala daerah kabupaten/kota di bumi anoa, agar dalam merealisasikan visi misi pembangunan daerah harus melalui pendekatan klaster, sesuai dengan potensi sumber daya daerah masing-masing.


Salam Deroki menuturkan, sejak Wakatobi sebelum jadi daerah kabupaten hingga sampai kini mekar menjadi kabupaten itu tidak ada masyarakat Wakatobi yang melakukan budidaya udang Vaname.


"Nanti disaat ada Bupati Haliana yang menjabat baru tiba-tiba muncul Program baru Udang Vaname dari pemerintah daerah yang tidak ada korelasinya dengan potensi sumber daya alam di Wakatobi, maupun korelasinya dengan profesi masyarakat Wakatobi," tuturnya.


Perlu diketahui, sejak uji coba Udang Vaname di Desa Numana Kabupaten Wakatobi pada tahun 2021/2022, yang menggunakan uang daerah ratusan juta, usai sekali panen maka tambaknya dibiarkan rusak begitu saja, dan tidak ada pemberdayaan masyarakat setempat untuk melanjutkan tambak yang sudah menghabiskan anggaran ratusan juta tersebut.


Ironisnya, program yang sudah menghabiskan anggaran negara kurang lebih 5 miliar ini, dengan orientasi motivasi untuk mengajak masyarakat melakukan budidaya Udang Vaname di Wakatobi, satupun tidak ada masyarakat yang ikut melakukan budidaya Udang Vaname.


"Karena memang tidak ada masyarakat yang berprofesi sebagai tukang budidaya Udang Vaname di Wakatobi dan tidak ada masyarakat yang menginginkan program itu. Hal ini karena tidak sesuai dengan kondisi potensi Kekayaan alam Wakatobi dan tidak sesuai dengan profesi masyarakat Wakatobi, apalagi ditambah dengan modal usaha yang dibutuhkan terbilang sangat fantastis," tutupnya.



(Roziq)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update