Divisi88news.com, Buton Tengah, Sultra – Gerakan Pemuda (GP) Al-Wasliyah Kabupaten Buton Tengah secara resmi melaporkan dugaan keracunan massal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah (Masteng), ke Kepolisian Resort (Polres) Buton Tengah, Jumat (19/12/2025).
Peristiwa tersebut terjadi pada 16 Desember 2025, setelah masyarakat, termasuk anak-anak dan balita, mengonsumsi makanan yang disediakan oleh dapur MBG setempat.
Usai mengonsumsi makanan tersebut, para korban mengalami keluhan kesehatan berupa mual, muntah, sakit perut, dan lemas, sehingga harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Mawasangka Tengah.
Berdasarkan pendataan awal, jumlah korban terdampak diperkirakan mencapai kurang lebih 115 orang, dengan kondisi paling memprihatinkan dialami oleh balita dan ibu hamil.
Ketua DPD GP Al-Wasliyah Buton Tengah, Djoysman, SE., SH, menjelaskan bahwa pelaporan ini dilakukan sesuai ketentuan Pasal 108 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang memberikan hak kepada setiap orang atau pihak yang mengetahui adanya dugaan tindak pidana untuk melaporkannya kepada aparat penegak hukum.
“Korban dalam peristiwa ini mayoritas adalah anak-anak, balita, dan ibu hamil yang merupakan kelompok rentan dan tidak mungkin melapor sendiri. Oleh karena itu, ormas memiliki legitimasi moral dan hukum untuk memastikan kasus ini diproses secara hukum,” ujarnya.
Selain itu, Sekretaris Daerah GP Al-Wasliyah Buton Tengah, Samirudyn., S.M, juga menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh Program Makan Bergizi Gratis sebagai program strategis nasional Presiden, namun pelaksanaannya tidak boleh disalahgunakan oleh pihak mana pun.
“Kami mendukung program Bapak Presiden ini. Tetapi kami ingatkan dengan tegas, jangan menurunkan kualitas makanan dengan harapan meraup keuntungan sebesar-besarnya dari program ini. Program MBG bukan ladang bisnis yang mengorbankan keselamatan rakyat,” tegas Samirudyn.
Ia menambahkan, akibat dugaan kelalaian dan penurunan kualitas makanan, makanan yang seharusnya bergizi justru diduga berubah menjadi racun.
“Yang dikonsumsi masyarakat seharusnya makanan bergizi, tetapi faktanya justru mengakibatkan keracunan massal. Jumlah korban ini sangat di luar nalar, sekitar 115 orang, dan yang paling parah adalah balita serta ibu hamil ikut menjadi korban,” lanjutnya.
GP Al-Wasliyah menilai peristiwa ini mengandung indikasi kelalaian serius dan sistemik, sehingga tidak cukup diselesaikan secara administratif, tetapi harus diproses melalui jalur hukum demi memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa terulang.
Selain melapor ke kepolisian, GP Al-Wasliyah juga mendesak agar izin operasional dapur MBG yang diduga bermasalah dicabut sementara, serta dilakukan evaluasi menyeluruh oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kami berharap BGN segera turun melakukan evaluasi total. Jika dapur MBG terbukti tidak memenuhi standar keamanan dan mutu pangan, maka izinnya harus dicabut demi melindungi keselamatan masyarakat,” tegas Samirudyn.
GP Al-Wasliyah menegaskan bahwa langkah ini bukan bentuk penolakan terhadap program pemerintah, melainkan upaya menjaga agar Program Makan Bergizi Gratis benar-benar berjalan sesuai tujuan awalnya, yaitu meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat tanpa menimbulkan korban. (**)

0Komentar