Notification

×

Iklan

Iklan

 


Indeks Berita

YL FHI Sultra Siap Berantas Ilegal Fishing di Butur, Harap Pol Airud Turun Tangan

Minggu, 13 April 2025 | April 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-13T10:53:35Z
Ketua DPW YL FHI Sultra, Rasul Mustafa Ansar


Divisi88news.com, Butur - Maraknya praktik penangkapan ikan menggunakan bom oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab di wilayah perairan Buton Utara (Butur) mendapat sorotan tajam dari Yayasan Lembaga Fakta Hukum Indonesia (YL FHI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).


Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) YL FHI Sultra, Rasul Mustafa Ansar, menyatakan pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia mengungkapkan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Provinsi Sultra untuk mempercepat pelantikan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang telah dibentuk.


“Kami telah membentuk Pokmaswas di bawah naungan YL FHI Sultra dan mendorong agar segera dilantik oleh pihak provinsi. Meskipun pengawasan wilayah laut telah diambil alih provinsi, kami di daerah tidak bisa lepas tangan dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten,” ujarnya, Sabtu (12/4/2025).


Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Ali itu menyayangkan kerusakan ekosistem laut akibat praktik bom ikan. Ia menilai hal ini mengancam keberlangsungan biota laut yang menjadi warisan bagi generasi mendatang.


“Kami tidak akan membiarkan biota laut punah demi anak cucu kita. Mulai saat ini, kami akan mengawasi dan melaporkan setiap aktivitas ilegal fishing yang terjadi di Buton Utara,” tegasnya.


Ali juga mengingatkan bahwa segala bentuk penangkapan ikan yang melanggar hukum, termasuk pemboman dan penggunaan kapal dari luar wilayah yang tidak sesuai dengan zonasi dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 28, akan ditindak.


Ia pun mengimbau kepada Kepolisian Perairan dan Udara (Pol Airud) untuk meningkatkan pengawasan di perairan Butur.


“Kami berharap Pol Airud segera turun tangan. Kasihan biota laut kita, dan kasihan juga nelayan kecil jika praktik ilegal ini terus dibiarkan,” tutupnya.



(Roziq)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update