Divisi88news.com, Buton, Sultra - Sebagai wujud menciptakan beberapa hasil karya dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Siotapina di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini sementara mengembangkan salah satu usaha ekonomi kreatif dengan tema 'Kewirausahaan'.
Koordinator Tema Kewirausahaan Hasnawati, S.Pd memaparkan, pengambilan sub tema 'Pengolahan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Cemilan Enak' dikarenakan banyaknya bahan nabati dan hewani di lingkungan sekitar yang belum dimaksimalkan dengan baik.
"Ini kita jadikan sebagai peluang bisnis dalam dunia kuliner, dan bagi siswa hal ini bisa dijadikan usaha dalam mengisi waktu luang ketika pulang sekolah atau mengisi waktu libur dengan berwirausaha," paparnya kepada redaksi Divisi88news.com pada Kamis, (16/05/2024).
Dalam memanfaatkan bahan di sekitar, terdapat 9 produk yang bisa dibuat, diantaranya: abon ikan, keripik singkong, keripik ubi jalar, keripik pisang, banana roll, sambal goreng pelet, somai ikan, pentol tahu, serta nugget banana (pisang nugget).
Sekolah yang dipimpin Lan Diangi, S.Pd.,MM ini mulai melaksanakan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran 2023/2024 dengan mengusung tiga tema, diantaranya:
1. Kearifan Lokal, yang aksi nyatanya berkunjung di Benteng Sangia Kumbewaha.
2. Suara demokrasi, dengan aksi nyata Pemilihan Ketua OSIS.
3. Kewirausahaan, dengan aksinya Pengolahan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Cemilan Enak.
Seluruh siswa sangat antusias dalam berbagai kegiatan yang diadakan, terkhusus kelas X yang melaksanakan Kurikulum Merdeka.
"Melihat kondisi hari ini, saya sebagai pimpinan SMAN 1 Siotapina ke depan akan melakukan hal serupa, tapi dengan persiapan yang lebih matang lagi karena akan dibuka di luar sekolah, ini demi untuk memperkenalkan Kurikulum Merdeka dengan program sekolah terkait P5," ungkap Lan Diangi.
Ia juga menambahkan, terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah yang dipimpinnya, akan dievaluasi diakhir semester.
Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, baik proses belajar mengajar di kelas maupun pelaksanaan P5 dengan aksi nyatanya.
"Sudah barang tentu, sesuatu program yang baru dalam pelaksanaan selalu ada kendala, namun kendala-kendala yang dihadapi bukan menjadikan kita harus berhenti di situ, tetapi hal itu justru menjadikan sebuah pembelajaran untuk kita bisa lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya. (Red)