Fadel Muhammad, Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Baubau
Divisi88news.com, Baubau - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Baubau melalui Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah menyoroti pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang digelar di Kota Baubau.
Kota Baubau resmi ditunjuk sebagai tuan rumah dua agenda penting Pemerintah Provinsi Sultra, yakni Rapat Koordinasi Teknis Rencana Pembangunan (Rakortekrenbang) pada 11–12 April 2025 dan Musrenbang tingkat Provinsi pada 14 April 2025.
Sebagai bentuk kesiapan, Pemerintah Kota Baubau mengadakan rapat koordinasi di Rumah Jabatan Wali Kota pada Sabtu (5/4/2025), yang dipimpin Wakil Wali Kota Baubau, Wa Ode Hamsinah Bolu, didampingi Pj. Sekda Kota Baubau, La Ode Fasikin, serta dihadiri para kepala OPD dan unsur terkait lainnya.
Namun, HMI Cabang Baubau menyayangkan tidak diundangnya organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan (OKP), kalangan akademisi, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam agenda Musrenbang tersebut.
"Penunjukan Kota Baubau sebagai tuan rumah patut diapresiasi. Namun, sangat disayangkan ketika pelaksanaannya tidak melibatkan HMI, OKP, akademisi, dan BEM perguruan tinggi. Padahal kami siap berkontribusi, tidak hanya sebagai mitra kritis tetapi juga mitra strategis pembangunan daerah," ungkap Fadel Muhammad, Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Baubau kepada media ini, Sabtu (12/4/2025).
Fadel menjelaskan, HMI telah menyiapkan sejumlah gagasan konseptual dalam rangka mendukung pembangunan daerah, khususnya melalui forum Musrenbang. Gagasan tersebut meliputi:
1. Partisipasi aktif dalam forum Musrenbang di berbagai tingkatan.
2. Advokasi terhadap aspirasi masyarakat, khususnya isu pemuda dan pembangunan.
3. Kajian dan riset berbasis data sebagai masukan bagi perencanaan daerah.
4. Pengawasan terhadap transparansi dan akuntabilitas proses perencanaan.
5. Edukasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai pentingnya peran serta dalam Musrenbang.
"HMI memiliki peran strategis sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah, sekaligus agen edukasi dan pengusul solusi berbasis kajian ilmiah," tegas Fadel.
Ia juga berharap ke depan forum-forum resmi yang membahas pembangunan daerah dapat lebih terbuka dan inklusif, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, lembaga pemuda, serta organisasi kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi.
"Partisipasi pemuda dan mahasiswa dalam perencanaan pembangunan adalah keniscayaan. Semoga ke depannya, keterlibatan ini bisa lebih diakomodasi," tutupnya.
(Roziq)